What I see, think, and feel...

A blog that reflects my simple and complicated life.






Pada tanggal 25 Maret 2009 kemarin, Gackt kembali merilis single terbarunya yang diberi judul Journey Through The Decade. Tidak tanggung-tanggung, lagu Journey Through The Decade daei single ini juga dijadikan opening serial Kamen Rider terbaru yaitu Kamen Rider Decade. Saya sendiri sudah berkali-kali mendengarkan lagu Journey Through The Decade versi TV size edit setiap kali menonton episode Kamen Rider Decade.

Single ini total berisi 4 buah track yang judulnya semua sama hanya dibuat dalam beberapa versi yang berbeda. Ada full version dari lagu Journey Through The Decade, J.t.D Re-Mix RIDE 'Distort', J.t.D Re-Mix RIDE 'Symphony', dan Journey Through The Decade (instrumental).

Oke, dimulai dengan Journey Through The Decade. Gackt masih mampu mempertahankan style rock-nya walaupun terasa sekali kalau lagu ini dibuat sedikit lebih easy-listening demi kepentingan acara televisi. Saya juga suka sekali dengan ornamen suara yang mirip suara seruling (bener ga ya??) benar-benar memperindah lagu ini. Pokoknya lagu ini keren dah!! Kalo buat saya lumayan juga dengerin lagu ini sambil rada nostalgia nginget-inget serial Kamen Rider heisei yang dimulai dari Kuuga sampai yang terbaru Decade ini. Henshin!!

Kemudian ada
J.t.D Re-Mix RIDE 'Distort' yang seluruh lagu dipenuhi dengan suara-suara gitar,, tentu saja kalo melihat jdulnya ada distors-distorsi gitar.

Selanjutnya
J.t.D Re-Mix RIDE 'Symphony' sebuah lagu yang indah dengan menyuguhkan permainan piano yang indah ditambah dengan iringan orkestra di belakangnya.

Yang terakhir adalah Journey Through The Decade (instrumental) yang merupakan versi instrumental dari lagu Journey Through The Decade aslinya. Lagu ini juga layak didengarkan lho.

Secara keseluruhan, single ini sangat layak untuk didengarkan! Highly Recomended!! Baik lagu Journey Through The Decade aslinya, maupun versi yang lain benar-benar sangat keren. Inilah salah satu pembuktian diri Gackt sebagai vokalis j-rock solo yang handal.
Hmm,, Gackt sudah merilis tiga single terbaru sejak 2008 kemarin yaitu JESUS, GHOST dan Journey Through The Decade. Mungkin sudah saatnya Gackt merilis album terbaru. Yah, ditunggu saja rilisan Gackt selanjutnya.

Setelah sebelumnya merilis single LEECH pada November 2008 kemarin, kali ini pada tanggal 25 Maret 2009 the GazettE kembali merilis single terbaru mereka yang berjudul DISTRESS AND COMA.
Seperti rilisan single-single terdahulu mereka, single ini juga terbagi menjadi 2 variant yaitu Optical Impression dan Auditory Impression . Pada Optical Impression berisi 2 buah track lagu dan 1 buah PV. Sedangkan pada Auditory Impression berisi 2 track lagu dan 1 bonus track.

Yak, daripada lama-lama berbasa-basi langsung dimulai saja reviewnya.

Dimulai dengan track berjudul DISTRESS AND COMA, sebuah lagu yang slow tipikal lagu the GazettE lainnya semacam Chizuru, Reila, Cassis dan Guren.
Walaupun gak nge-ballad banget seperti Guren, lagu ini kurang nendang kaya Chizuru ataupun Cassis. Paling tidak musiknya tidak membosankanlah, dengan riff-riff gitar yang cukup berat di dalam lagu ini bisa membuat saya agak tergugah.

Selanjutnya adalah track berjudul HEADACHE MAN, dibuka dengan permainan gitar yang berat dan menghentak. Di lagu ini saya cukup menyukai vokal Ruki yang mulai agak-agak growling dan bahkan sampai scream. Secara keseluruhan, lagu yang bertempo cepat dan bernuansakan hard-rock ini sangatlah memuaskan. Track ini menjadi track favorit saya di single ini.

Yang terakhir adalah bonus track dari Auditory Impression yaitu WITHOUT A TRACE yang dibuka dengan sebuah permainan gitar akustik dan vokal halus Ruki yang terasa sangat menjiwai. A very nice ballad song, saya juga cukup enjoy mendengarkan lagu ini. Mungkin salah satu lagu ballad milik the GazettE yang terbaik menurut saya.

Overall,, single ini sudah lumayanlah. Nggak jelek-jelek amat walaupun emang ga dahsyat banget kaya LEECH.
Selanjutnya ditunggu album terbaru the GazettE yang berjudul DIM dan akan dirilis tanggal 15 Juli 2009.

Baru-baru ini saya baca artikel di dua majalah musik favorit saya (yang menurut saya majalah yang bisa menilai cukup kritis) tentang wajah dan rupa-rupa musik Indonesia sekarang ini yang didominasi oleh band-band pop melayu dan band-band pop mainstream.
Setelah saya baca terus dan memahami isi dari artikel itu, saya semakin sadar bahwa musik Indonesia sekarang ini semakin dijajah oleh band-band yang sudah tak punya idealisme lagi dalam bermusik, tujuan bermusik hanya memikirkan popularitas. Sama sekali tidak memikirkan kualitas dan hanya memikirkan kuantitas.

Well, sebenarnya saya sadar sebagai orang Indonesia sudah sepantasnya saya mencintai musik Indonesia. Tapi sebagai orang yang juga mencintai musik, saya juga tidak tahan dengan semakin melorotnya moral dan kualitas musisi Indonesia yang baru-baru ini musiknya semakin ga jelas. Saya sih masih menyukai beberapa band-band dan musisi Indonesia yang udah nongol dari jaman 1990an - 2000 yang menurut saya masih cukup memiliki idealisme dan memikirkan kualitas dalam bermusik. Selain itu saya juga masih menyukai band-band indie dan beberapa band yang musiknya tidak ikut terbawa arus mainstream.

Sebenarnya bukan cuma masalah kualitas bermusik yang menjadi permasalahan musik Indonesia sekarang ini.
Masih ada juga masalah yang cukup berat, yaitu plagiarisme. Coba deh di-search di youtube, pasti ada video yang membandingkan beberapa lagu dari musisi/band Indonesia yang sangat mirip dengan beberapa band dari luar negeri sono.
Emang sih, ketidaksengajaan dalam menciptakan karya selalu saja ada. Tapi kalo beberapa bagian itu udah mirip banget kan ya udah keterlaluan.

Ah ya sudahlah,, ga usah dilanjutkan dulu karena temanya terlalu berat dan sampai-sampai saya sendiri bingung mau berkata-kata apa.
Mending balik dengerin beberapa album baru band Jepang yang baru didownload deh..


Kambing Jantan : Sebuah Film Pelajar Bodoh, adalah sebuah film yang diadaptasi dari blog dan buku best-seller karya Raditya Dika. Film yang disutradarai Rudi Soedjarwo ini dirilis pada tanggal 5 Maret 2009 kemarin.

Film ini, menceritakan kehidupan Raditya Dika (diperankan Raditya Dika sendiri) yang aneh dan ajaib. Mulai dari cerita dia lahir di dokter hewan, pengin jadi petenis, pengein jadi detektif dan berbagai macam lainnya.
Well, fokus cerita dari film ini dimulai saat Dika SMA dan hampir lulus. Dika yang hampir lulus SMA dan masih belum tau akan melanjutkan kemana, dipaksa oleh mamanya untuk melanjutkan studinya di Australia di bidang Finance. Ahirnya Dika pun memutuskan untuk pergi ke Australia, walaupun keputusannya ini sempat ditentang oleh sang pacar yang disebut Kebo (diperankan Herfiza Novianti) yang tidak kuat menjalankan LDR/Long Distance Relationship (yang selah diartikan Dika menjadi Long Dick Reduction). Sesampainya di Australia, tepatnya di kota Adelaide, Dika bertemu dengan Harianto (diperankan Edric Tjandra) anak Kediri yang juga menuntut ilmu di Australia sana. Berbagai suka-dan duka dialami Dika selama belajar di Australia, mulai dari masalah komunikasi dengan pacar sampai masalah nilai-nilanya di kampus.
Konflik dimulai ketika Dika bertemu dengan Ine (diperankan Sarah Shafitri) yaitu cinta pertamanya pada masa SD. Setelah bertemu Ine, kehidupan cinta Dika dan Kebo pun mulai berubah. Dan pada akhirnya Dika pun harus memilih salah satu pilihan yang akan merubah hidupnya.

Film ini secara keseluruhan sangat menghibur dengan tema komedi yang diusungnya, walaupun diselipkan unsur drama percintaan tetap tidak mengubah arah film ini, justru menjadi penyeimbangannya dan benar-benar menggambarkan kehidupan remaja masa sekarang yang penuh suka dan duka.
Walaupun ada beberapa humor yang terasa garing dan ngga banget, secara keseluruhan adalah film komedi yang sangat menghibur dan bisa membawa angin segar bagi perfilman Indonesia yang sudah terlanjur dinodai film-film drama cinta remaja yang membosankan, horror tanggung, dan komedi-komedi yang menjurus ke pornografi.
Bagi kalian yang merupakan penggemar buku milik Raditya Dika, disarankan untuk menonton film ini. Walaupun memang tidak banyak kemiripan dalam bukunya, paling tidak film ini bisa lebih menggambarkan sisi normal Raditya Dika.

Live-in adalah program di sekolah saya, SMA Negeri 3 Semarang, yang bertujuan untuk mengenalkan kehidupan pedesaan kepada para muridnya. Program ini ditujukan untuk para murid kelas 10 (kelas 1 SMA). Desa yang dituju adalah desa yang terletak di Kecamatan Patean, Kabupaten Kendal. Kegiatan ini berjalan selama 4 hari 3 malam, dari tanggal 15-18 Mret 2009.
Lantas,, mengapa saya yang kelas 11 (2 SMA) ini nyasar ikutan live-in?? Hal ini disebabkan karena tahun lalu waktu seharusnya saya ikut live-in tangan kiri saya habis patah dan lagi dalam masa pemulihan, jadi ga boleh ikutan. Alhasil saya sama teman-teman kelas 11 lain yang tahun lalu ga ikut, berjumlah sekitar 27 orang, jadi kaya anak ilang di tengah kerumunan anak kelas 10.
Desa yang dituju saya dan teman-teman adalah desa Pakisan. Di desa Pakisan itu kami yang disebut kelas 11 susulan bergabung sama anak 10 olimpiade dan 11 akselerasi.
Di sana satu rumah ditempati oleh dua orang, saya dapet bersama anak kelas 10 olimpiade bernama Zulfikar yang sudah saya kenal semenjak im3 camp. Walaupun udah kenal, dia itu juga tipe orang yang agak pendiem kaya saya. Hasilnya di rumah yang saya tempati pun berasa jadi sepi. Oiya, bapak asuh saya selama di sana bernama Pak Senari (kalo ga salah) dan profesinya adalah petani.

Rumah yang saya tempati bener-bener sederhana (pake bgt), lantainya beralaskan tanah, gak ada kamar mandi dan wc, tempat tidur yang sempit, dan rada berbau sapi dan kambing karen apak itu di belakang rumahnya melihara sapi ama kambing.
Yang jadi poin siksaan di sini adalah kamar mandi dan wc. Udah parno aja mikir gimana mandi ama buang air besarnya. Kalo BAB mungkin masih bisa ditahan, tapi kalo mandi??
Nah di saat gini, untunglah rumah sebelah saya persis itu ditempat teman saya kelas 11 yang bernama Tyo dan teman serumahnya anak 10 olimnpiade juga. Rumah yang ditempati Tyo bener-bener mendingan, kamar mandinya terbilang bagus untuk ukuran rumah di desa. Jadilah rumah Tyo ini jadi tempat singgah saya mandi dan BAB daan banyak juga teman-teman yang lain juga ikutan numpang mandi di rumah Tyo. Jadinya ga malu deh ama yang punya rumah,, hehe~

Urusan mandi-BAB beres, urusan makan ga masalah bgt, yang ada urusan kerjaan. Walaupun bapak di sana kerjanya petani, tapi saya sama Zulfikar ga pernah diajak ke sawah. Paling pol kerjanya cuman ngambil rumput buat makan sapi ama kambing, tapi tempat ngambilnya itu yang ga nguatin. Sampe masuk-masuk hutan segala deh. Untungnya ga suruh kasi makan sapi ama kambing sekalian deh.

Walaupun di desa Pakisan itu sangat-sangat sepi, hidup saya di sana ga pernah sepi. Abisnya tiap malem pasti ngumpul sama anak-anak kelas 11 lainnya (Tyo, Vitto, Agung, Husein, Adit, Bram, Dwiki, Redo) sekadar jalan-jalan muter desa di tengah kegelapan (penerangan jalan di sana minim banget) atau juga ngumpul di rumah Vitto sambil main poker. Berasa mengurangi siksaan hidup yang dialami abis pag-siang kudu kerja abis-abisan. Bahkan pada malem terakhir saya di sana diadakan acara dangdutan, sayangnya acara terakhir ini saya ga ikut abisnya udah kecapean dan lagian masa anak jrock-visual kei dan metal kaya saya suruh dangdutan?? Yang ada malah pas dandutan bisa headbang sama moshing. Wakaka~

Yah,, hidup di desa walaupun banyak temennya di sana, tapi ttp aja banyak siksaannya.
Selama di sana saya juga rada tersiksa,, kangen rumah, kangen keluarga, kangen sahabat dan temen, kangen komputer, kangen PS3, dan terutama kangn oknum A... Bawaannya di sana keinget oknum A mulu... huhu~
Siksaanya bukan cuma itu,, selama di sana saya juga disiksa sama ST 12!! Bayangin aja,, pas berangkat di bus yang diputer lau ST 12, di desanya orang-orang juga pada muterin lagu ST 12, pas pulang juga diputerin lagu ST 12 lagi di bus. Mati dicekokin ST 12 deh... Tapi untunglah sekarang udah balik ke rumah dan menikmati lagu-lagu jepang dan metal lagi !! No more ST 12 dude!!

Ya,, sekarang saya sudah kembali lagi di rumah tercinta.
Bisa tiduran di kasur, mainin komputer ama PS3 lagi... puas sudaah...
Tapi minggu depan siksaan baru menanti,, yaitu tes mid-semester! tidaaak!
Ya sudah deh,, sekarang ini saya mau menikmati masa istirahat setelah live-in selagi bisa.
Sekian,, ja ne~

Hyaaa~ somebody help me....
Di tengah libur long weekend gini (sabtu-senin) dimana orang-orang pada sibuk berpergian buat rekreasi, saya malah mendekam di rumah begini...
Efek mendekam di rumah ini adalah saya hampir mati bosaaan.... Niat pengen pergi jalan-jalan atau nonton bareng temen-temen hilang sudah... Disebabkan karen tidak adanya kontak dari temen-temen yang lain... Beberapa temen yang biasanya dengan setia ngajakin jalan di hari libur gini juga malah ngilang entah kemana...

Yah, alhasil saya mendekam di rumah dengan kondisi sekarat akibat kebosanan. Belum lagi ditambah dengan kondisi perut yang dari hari sabtu kemarin emang udah ga beres. Udah di rumah bosan, ditambah dengan kondisi perut yang mengharuskan bolak-balik WC, bisa bikin saya lama-lama mati beneran nih di rumah...

Yah untuk sementara ini berusaha menghibur diri dulu dengan mendengarkan album barunya D, MUCC, NoGoD, ama Sadie..
Selain itu, penghibur saya di rumah juga ngeliatin foto cewek bernama (untuk melindungi orang yg bersangkutan, selanjutnya akan disebut oknum A) okunm A yang entah kenapa bikin saya jatuh cinta lagi,, hehe~

Selama ini saya selalu berpikir bahwa musik tertentu hanya bisa dimainkan oleh orang tertentu saja. Contohlah, band-band rock dan metal dari Amerika sana. Kebanyakan membernya adalah cowok dan orang-orang yang kulit putih gitu. Sama halnya dengan musik rap dan r&b yang lebih banyak diisi orang kulit hitam afrika-amerika walaupun memang ada orang kulit putih yang main musik rap dan r&b seperti misalnya Eminem.

Tapi belum lama ini, saya membaca majalah yang kebetulan membahas band-band metalcore (yeah.. I'm a fans of metalcore,, screaming till my lungs out, haha~).
Dan ketika membaca beberapa profil dari band-band metalcore itu, saya menemukan beberapa band yang cukup unik. Unik karena ada membernya yang orang kulit hitam keturunan afrika-amerika dan ada juga yang membernya cewek dan mengisi posisi vokal pula!!

Karena penasaran dengan band-band yang unik itu, saya mencoba download albumnya (ya tentu saja download,, jangan harap menemukan album bnad metal dengan mudah di Indonesia).
Dan hasilnya ternyata ga kalah bersaing dengan band-band metal lainnya!!
Seperti misalnya band God Forbid yang vokalnya ditempati orang kulit hitam afrika-amerika. Vokal yg khas dari orang kulit hitam, membuat sebuah lagu metal menjadi lebih berbeda. Dan ketika harus growl dan scream, vokalnya juga gak kalah lho...

Yah begitulah dunia ini.. Sangatlah luas...
Kadang bila kita melihat sesuatu yang tidak lazim di mata kita, kita pasti akan meragukannya untuk sesaat. Tapi ketika sudah mencobanya dan hasilnya bagus, pasti keraguan itu pun hilang.
Setelah pengalaman dengan band-band metal yang unik itulah yang membuat saya sekarang percaya bahwa musik dapat meyatukan dunia,, melintasi perbedaan ras, gender, dan jarak. Karena itu saya berniat mencintai musik sepenuhnya dari hati saya (walaupun ga begitu bisa main musik) karena musik buat saya adalah bahasa persatuan di dunia ini.

Okay,, just this for now.
Want to continue listening to Sadie's latest album and make a review of it. Ja ne~